free counter

Pengikut

AddThis

Bookmark and Share

tanjung saleh

Sejarah Tenis Meja Asia dan Indonesia

Diposting oleh Unknown

Sejarah Tenis Meja Asia
Permainan tenis meja memasuki Asia melalui RRC, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Permainan ini masukk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraaj dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia. Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :
Ke 1 di Singapura tahun 1952.
Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.
Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata belum menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaksud di dalam anggaran dasar TTFA.
Pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina, DPR Korea, dan Jepang bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan pertemuan pendahuluan di Beijing, Cina. Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan pendahuluan dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari 16 negara yaitu masing-masing : Camboja, Cina, DPR Korea, Iran, Irak, Jepang, Kuwait, Lebanon, Malasyia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Srilangka, Siria, dan Vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari para delegasi, maka pertemuan pendahuluan di ubah statusnya menjadi pertemuan pembukaan untuk membentuk Asian Table Tennis Union (ATTU) pada tanggal 7 Mei 1972. Pertemuan menerima komunike dan anggaran dasar serta memilih pengurus ATTU.
Kejuaraan Asian masa ke pengurusan ATTU ke I dan kongres ATTU ke I di selenggarakan di Beijing pada bulan September 1972.
Enam kongres ATTU dan kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di :


Beijing.
Yokohama.
Pyong-Yang.
Kuala Lumpur.
Calcuta.
Jakarta, sejak tahun 1972 hingga tahun 1982.





Tujuan dibentuknya ATTU adalah :


Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain tenis meja dan rakyat dari negara-negara dan wilayah di Asia dan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar masyarakat tenis meja dan pemain Asia dengan mereka dari benua-benua lain.
Untuk mempertinggi popularitas, pengembangan dan prestasi tenis meja di Asia. Dasar pokoknya adalah : persamaan hak serta saling hormat menghormati antar sesame anggota uni, besar maupun kecil, serta konsultasi demokratik.

Sampai tahun 1982 ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan dua associate member dari Oceania.
Sekretariat ATTU di tempatkan di Beijing tempat domisilinya sekretasis jendral bulletin ATTU dalam bahasa Inggris yangn sudah diterbitkan sejak tahun 1979.
ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental yang mengatur petenis mejaan di Asia, dari ITTF pada tahun 1975 bertepatan dengan penyelenggaraan general meeting ITTF ke 33 di Calcuta.



Sejarah Tenis Meja Indonesia
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.
Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.
Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).
Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia).
Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.
Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.
Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.






Sumber : Damiri, Achmad dan Kusmadi, Nurlan.(1991). Tenis Meja. Bandung: Depdiknas

disadur oleh forumtenismeja.com kemudian di postkan oleh http://tenismejatansal.blogspot.com

Peraturan permainan tenis meja

Diposting oleh Unknown

A. MEJA

a. Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan panjang 274

cm dan lebar 152,5 cm dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.

b. Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.

c. Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan pantulan

sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm

d. Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm,

pada tiap sisi panjang meja 274 cm dan lebar meja 152,5 cm.

e. Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net pararel dengan

garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.

f. Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis

tengah berwarna putih selebar 3 mm, pararel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian

meja, garis tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.

B. PERANGKAT NET

a. Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan kedua tiang penyangga, termasuk

kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.

b. Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada kedua sisi atas tiang setinggi

15,25 cm, batas perpanjangan kedua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.

c. Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.

d. Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung

net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.

C. BOLA

a. Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.

b. Berat bola harus 2,7 gr.

c. Bola harus terbauat dari bahan celluloid atau sejenis bahan plastik dan harus berwarna putih

atau oranye dan pudar (tidak mengkilap).

D. RAKET/BET

a. Ukuran, berat, bentuk raket tidak ditentukan, tapi daun raket harus datar dan kaku.

b. Ketebalan daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu, dapat dilapisi dengan bahan perekat

yang berserat seperti fiber karbon atau fiber glass atau bahan kertas yang dipadatkan, bahan

tersebut tidak lebih dari 7,5 % dari total ketebalan 0,35 mm, yang adalah merupakan bagian

yang lebih sedikit/tipis.

c. Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi karet bintik biasa,

dengan karet bintik yang menonjol keluar (karet pletok) namun memiliki ketebalan

termasuk lapisan lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau karet lunak (Sandwich Rubber)

dengan karet bintik di dalamnya, ketebalan raket seluruhnya tidak lebih dari 4 mm termasuk

lem perekat.

d. Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal yang bukan karet celular, sintetik, atau karet alam,

dengan bintik yang menyebar di permukaan raket secara merata dengan kepadatan tidak

kurang dari 10 per-cm kuadrat dan tidak lebih dari 30 per - cm kuadrat.

e. Karet lunak (Sandwich Rubber) adalah lapisan tunggal dari karet cellular yang ditutupi

dengan lapisan luar karet bintik biasa, ketebalan dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.

f. Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian terdekat

dari kayu yang dipegang dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain atau

tidak ditutupi.

g. Daun raket, lapisan yang menutupi baik karet atau lemnya harus merata (tidak bersambung)

dan bahkan ketebalannya.

h. Permukaan raket yang tidak ditutupi karet pada sisi, harus diwarnai pada sisi yang tidak

ditutupi oleh karet dengan warna pudar, merah atau hitam (tidak sama dengan warna

sebelahnya)

i. Apabila terjadi sedikit kekurangan / penyimpangan pada warna dan kesinambungan

permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian yang tidak disengaja dapat

diizinkan sepanjang tidak merubah karakteristik dari permukaan raket.

J. Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama permainan

berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit

dan harus mengizinkan mereka (wasit dan lawannya) untuk memeriksa / mencobanya.

E. DEFINISI

a. Suatu (rally) adalah suatu periode selama bola dalam permainan.

b. Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan bebas sebelum bola

dilambungkan pada saat servis hingga rally diputuskan sebagai suatu let / poin.

c. Suatu let adalah suatu rally yang hasilnya tidak dinilai / dihitung.

d. Suatu poin adalah hasil suatu rally yang hasilnya dinilai / dihitung.

e. Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.

f. Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket.

g. Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang dipegangnya atau

bagian tangan di bawah pergelangan tangan yang memegang raket ketika bola masih dalam

permainan.

h. Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia atau apa saja yang dipakai atau dibawanya,

mengenai bola ketika bola masih berada / melintas di atas permukaan meja dan belum

melewati garis akhir, atau belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul oleh lawannya.

i. Pelaku Servis / Pemain Yang melakukan servis (server) adalah pemain yang memukul bola

pertama kalinya dalam suatu rally.

j. Penerima bola (receiver) pemain yang memukul bola yang kedua pada sutu rally.

k. Wasit adalah seorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.

l. Pembantu wasit adalah seorang yang ditunjuk untuk membantu dengan keputusan–

keputusan tertentu.

m. Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala sesuatu yang dipakai

atau dibawa, kecuali bola, pada saat rally dimulai.

n. Bola harus sudah dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah melalui bagian mana

saja selain antara net dan tiangnya dan antara net dan permukaan meja.

o. Garis akhir termasuk perpanjangan kedua arah tepi meja.

F. SERVIS YANG BENAR

a. Servis dimulai dengan bola diam secara bebas di atas permukaaan telapak tangan bebas

pelaku servis.

b. Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal tanpa putaran, sehingga bola naik

minimal 16 cm dari permukaan tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh

apapun sebelum dipukul.

c. Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga menyentuh mejanya

terlebih dahulu dansetelah melewati net atau mengelilingi net kemudian menyentuh meja

dari penerima, pada permainan ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari masing

masing meja pelaku servis dan penerima secara berurutan.

d. Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus di atas perpanjangan permukaan meja

permainan (di belakang batas akhir meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh ditutupi /

terhalang oleh bagian badan atau pakaian pelaku servis atau pasangannya, segera setelah

bola dilambungkan, tangan bebas harus disingkirkan / ditarik dari garis bebas antara badan

dan net.

e. Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar terlihat oleh wasit atau

pembantu wasit sesuai dengan persyaratan servis.

f. Jika wasit ragu atas keabsahan suatu servis, pada kesempatan pertama pada

pertandingan tersebut, wasit boleh menyatakan let dan memperingati pelaku

servis.

g. Setiap keraguan servis berikutnya untuk pemain atau pasangannya dalam satu

pertandingan akan menghasilkan 1 poin untuk lawannya.

h. Bila terjadi servis gagal dan secara nyata tidak sesuai dengan persyaratan dari servis

yang baik, pada saat pertama kali maupun pada kesempatan lainnya, maka tidak ada

peringatan dan penerima servis harus diberikan poin 1.

i. Pengecualian, wasit dapat melonggarkan persyaratan servis yang baik jika diyakini bahwa

rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik yang tidak normal

http://tenismeja.blo